Testimoni
Dari Anggota ISC
(Apabila ada yang tergerak untuk memberikan testimoni silakan email ke emailnya ISC (lihat Contact kami)
Saya tunarungu dan sangat bersyukur menjadi
anggota ISC. Saya pertama kali ikut group ini sejak bulan Mei 2017, kebetulan
waktu itu saya udah dioperasi pada bulan April 2017. Di group ini kita bisa
saling sharing dan juga support sesama anggota ISC seputar scoliosis. Sebelum
saya bergabung dengan group ini, saya ketahuan kombinasi scoliosis dan hyperkyphosis pada usia menjelang remaja, tidak ingat berapa derajat waktu itu. Saya
cari tahu sendiri mengenai scoliosis dan kyphosis lewat internet pada tahun
2015-2016 bahkan saya menemukan blog ibu Djuana Winda (Founder Indonesia
Scoliosis Community) mengenai scoliosis putrinya. Setelah saya mendapat banyak
informasi lewat internet tentang terapi scoliosis berupa terapi alternatif dan
tindakan operasi, maka saya lebih mantap dan yakin untuk operasi karena
belakangan ini saya udah sering kesakitan pada punggung terutama berdiri
terlalu lama dan agak susah duduk bersandar 90 derajat pada umumnya. Saya
scoliosis ringan dengan type S dan juga kyphosis dengan derajat kemiringan yang
sudah parah yaitu 80 derajat. Jika saat itu saya menunda untuk operasi, maka
derajat kemiringan kyphosis ini terus bertambah semakin buruk. Operasi
scoliosis dan kyphosis ini memang operasi sangat besar, bukan operasi yang
sederhana seperti tindakan bedah invasif minimal. Memang banyak pertimbangan
sebelum memutuskan untuk operasi karena pasti ada resiko yang dihadapi, tapi
kalau operasi menjadi satu-satunya jalan dalam pengobatan maka tentu saja saya
harus lakukan operasi demi kebaikan untuk saya karena saya sangat percaya
dengan dokter dan juga Tuhan. Selain itu, ada juga mental kita justru diuji
pasca operasi karena ada tahap-tahap yang harus dilalui berupa ruang gerak yang
terbatas, menahan sakit, perdarahan, dll. Semua tahap ini merupakan masa
pemulihan pasca operasi. Setelah operasi, rasa sakit dan nyeri pada punggung
sudah berkurang sangat signifikan. Tuhan sangat luar biasa menguatkan saya pada
saat sebelum dan sesudah operasi. Saya bersyukur karena telah mengambil
keputusan yang tepat dalam hidup saya. Saya sangat senang bisa berbagi
pengalaman saya di group ini. Terima kasih. (Lieke, 33 thn, Jakarta)
Sebelum masuk group ini…1 tahun saya tuh kelimpungan ke sana ke sini, tapi setelah Tuhan memasukkan saya ke group ini, saya pun merasa dikuatkan oleh teman2…inilah cara Tuhan yang tidak pernah salah (Lulu, orangtua dari Beatrix ES 15 thn)
Sebelum masuk group ini…1 tahun saya tuh kelimpungan ke sana ke sini, tapi setelah Tuhan memasukkan saya ke group ini, saya pun merasa dikuatkan oleh teman2…inilah cara Tuhan yang tidak pernah salah (Lulu, orangtua dari Beatrix ES 15 thn)
Saya sangat
bersyukur menjadi anggota ISC, sebelum bergabung, saya merasa gentar dan begitu
tersendiri mendampingi putri saya menghadapi scoliosisnya. Tetapi sejak
bergabung, bukan saja saya mendapatkan banyak informasi yang sangat berguna
mulai dari dokter, pilihan tindakan, hal-hal yang harus dilakukan, hal-hal yang
harus dihindari tetapi seperti memiliki keluarga baru yang senasib dan
sepenanggungan. Saya dan putri saya menjadi jauh lebih positif, lebih berani
dan bahkan termotivasi untuk menjadi pasukan scoliosis yang siap membantu
penderita lain. ( Mama dari Kyria 13 thn
)
Saya pertama kali ikut
group ini diperkenalkan oleh om saya sekitar Jan 2017. Dari group ini saya
mendapatkan info tentang scoliosis. Kebetulan waktu itu saya ada rencana untuk
operasi, jadi dengan bergabung dengan group ini, saya lebih mantap dan yakin
untuk operasi. Di group ini juga kita saling support sesama anggota. Saya scoliosis
type S dengan derajat kemiringan yang sangat besar yaitu 119 dan 92 derajat.
Bulan Maret 2017 saya baru operasi di Malaysia. Karena berbagai hal koreksi
saya tidak bisa maksimal, walaupun begitu saya tetap bersyukur dan merasakan
perubahan yang sangat besar. Jika saat itu saya menunda untuk operasi, mungkin
saya tidak bisa untuk operasi lagi. Operasi scoliosis ini memang bukan operasi
yang sederhana. Banyak pertimbangan sebelum memutuskan sebab banyak resiko yang
dihadapi, tetapi jika operasi menjadi satu-satunya jalan, tentu saja saya harus
lakukan karena saya percaya dengan dokter dan tentu saja saya percaya Tuhan.
Mental kita diuji pasca operasi sebab ruang gerak kita terbatas, menahan sakit dll.
Oleh karena itu, bagi teman2 yang ada rencana untuk operasi, cari informasi
sebanyak mungkin dan yang paling penting persiapkan mental diri sendiri. Terima
Kasih ( Olivia, Bali)
Saya sangat
bersyukur bisa mengenal ibu Djuana Winda (founder scoliosis community) tahun
2014 melalui blog beliau mengenai scoliosis putrinya. Di komunitas inilah saya
menemukan dokter yang handal untuk memeriksa secara rutin scoliosis 3 putri
saya yang usia remaja. Jika dulu saya harus berusaha keras untuk mencari segala
informasi mengenai scoliosis, sekarang dengan mudah berbagai info yang akurat
bisa saya dapatkan dari teman2 yang sudah lebih dulu pengalaman dalam
menghadapi scoliosis anak mereka. Perasaan senasib dan sepenanggungan teman2 di
sini menguatkan saya bahwa saya tidaklah sendirian. Teman2 yang berjuang dalam
hal pikiran dan pemenuhan materi demi kesehatan tulang punggung anak2 membuat
saya terharu dan menjadi penyemangat
saya. Tidak terbayang kan oleh saya jika tidak ada komunitas ini. Terima kasih
bu Djuana dan semua teman2 di sini. Semoga Tuhan memberikan yang terbaik pada
anak2 kita. Tetap
semangat
! ( Windi, ibu dari 3 putri yang scoliosis)
Pertama kali saya
bergabung di group scoliosis ini di-invite
oleh seorang teman yang anaknya mengikuti yoga scoliosis bersama dengan saya.
Yang ada di pikiran saja ternyata anak saya tidak sendiri begitu banyak anak2
lain yang Tuhan izinkan mempunyai kelainan spine dan saya bersyukur karena ada
seseorang yang mau membuat group ini yang setelah beberapa lama saya tau beliau
adalah bu Djuana. Saya merasa mempunyai teman2 orangtua yang senasib dan
ternyata juga sama2 sering menangis dan kesal dengan anak2 yang tidak mau
mengerti keadaannya. Yang paling penting dari group ii adalah ketika saya
memutuskan untuk mengganti jenis brace yang anak saya gunakan selama ini, yang
menurut saya itu adalah moment yang sangat penting sekali sebab hal ini bisa
fatal untuk spine anak saya jika sampai tidak diganti. Ini semua berkat
pengetahuan dan bantuan dari anggota group ini yang sangat besar perannya untuk
memperkenalkan bahkan kami bersamasama pergi ke KL saat pertama kali saya visit
Prof Kwan di sana. ( mama dari Milka)
Saya ketahuan
scoliosis pada umur 5 thn di kelas 5 SD, tidak ingat berapa derajat waktu itu
karena orangtua juga kurang paham mengenai hal ini dan tidak pernah di bawa ke
dokter yang lain dan tahun 2008 saya cari tahu sendiri mengenai scoliosis dan
saya lelah juga karena keterbatasan waktu dan sibuk bekerja sampai pada thn
2014-2015 saya menemukan blog ibu Djuana dan saya kembali semangat untuk
mencari tahu mengenai scoliosis dan saya merasa ada teman dan tidak sendiri
lagi. Saya mulai cek ke dokter untuk tahu pasti derajat saya dan saya jadi
semangat untuk sembuh dan operasi. Saya terbantu dengan sharing2 yang saya
dapat di group scoliosis yang sudah seperti saudara sendiri, saling bantu
saling menguatkan, pokoknya group scoliosis ini luar biasa. Akhir kata saya
sangat terberkati…terima kasih bu Djuana,
terima kasih teman2. Salam dari saya Eli
di Medan ( 34 thn)
Keputusan
untuk operasi Louisa mantap kami ambil karena curve sudah 70 dan 75 derajat dan
kami prihatin Louisa terus memakai boston brace yang sangat rigid. Namun makin
mendekati operasi perasaan saya campur aduk dan kadang berganti-ganti antara
pasrah, yakin, kuatir, galau. Dukungan doa dan semangat, serta kehadiran teman2
gereja/komunitas juga dari group scoliosis ini sangat membantu dan menguatkan
saya. Di hari H perasaan saya lebih tenang saat melihat Louisa tegar dan
santai. Tuhan luar biasa menguatkan kami. Kami bersyukur untuk scoliosis
community yang sangat membantu dalam pencarian informasi, keputusan operasi,
sharing pengalaman dan saling memberi semangat. Our special thanks to bu Djuana,
bu Chen, bu Tinduk, Pak Ponco, Pak Adi, Bu Mira dan teman2 yang hadir sejak
awal group ini ada. ( Susan Elisa, mama
dari Louisa)
Ketika remaja lain
sibuk membahas pakaian yang sedang trendy, saya harus memikirkan pakaian apa
yang bisa menutupi
scoliosis saya yang sudah ekstrim. Saya selalu khawatir bagaimana hari tua saya
nanti bila kurva ini terus bertambah. Setelah dioperasi 24 Agt 2016 yang lalu,
postur saya dikoreksi dengan signifikan, dari 125 derajat menjadi 64 derajat.
Ya, saya masih seorang scolioser tapi saya tidak kuatir kurva akan bertambah
parah, rasa sakit dan nyeri juga sudah berkurang sangat signifikan. Saya
bersyukur karena telah mengambil keputusan yang tepat dalam hidup saya. Saya
sudah mantap dengan keputusan saya untuk dioperasi oleh Prof. Kwan. Saya
bergabung dengan group ini seminggu sebelum operasi dan bertemu banyak teman
yang sudah melalui operasi scoliosis. Saya dan keluarga semakin tenang dalam
persiapan operasi. Saya juga mendapat banyak ilmu tentang scoliosis dari group
ini. Saya senang sekali bisa berbagi pengalaman saya di group ini. (Fera Leo, 24 thn, Medan)
Bisa minta info untuk operasi skoliosis dengan derajat diatas 100 ada rekomendasi di RS mana yang baik ? Apakah tingkat keberhasilannya tinggi ? Apakah bisa pakai BPJS ? kalau tidak bisa pakai BPJS berapa dana yang harus disiapkan untuk operasi ? Mohon infonya. Terima kasih
ReplyDelete